Home

Rabu, 29 Desember 2010

Garudahku.....

Garudahku mengapa saat ini kau lemah...
Garudahku mengapa saat ini kau tak bisa di andalkan
Perliathatkanlah bahwa engkau tak bisa di kalahkan
Buatlah Kami bangga melihatmu.......
Agar si harimau itu tidak lagi meremehkanmu.....

Bangkitlah garudaku.....
Kepakkanlah sayapmu untuk terbang tinggi.....
perlihatkanlah kepada dunia bahwa kamu bisa......
Aku yakin kamu bisa.........

Rabu, 13 Oktober 2010

AKU KECEWA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

 Ku kecewa!

Cuma itu yang ada dalam hatiku

Ku kecewa!

Padamu… pada orang yang begitu ku sayangi

Ku kecewa!

Karena kau bukan lagi kau yang dulu

Ku marah!

Hanya itu yang ingin ku teriakkan

Ku marah!

Padamu… orang yang selalu mendukungku

Ku marah!

Padamu… orang yang selalu peduli padaku

Ku kecewa… ku marah

TAPI....

Aku kecewa… aku marah

Pada sikapmu

Pada jalan yang membuat kita berbeda

dan dirimu yang tlah berubah

bener-bener membuat aku kecewa

Begitu jauh…

Dan sungguh…

Aku hanya ingin melihat kau yang dulu

Dan itu…

Hanya karena aku peduli

Padamu………

Selasa, 12 Oktober 2010

Sombong Tapi Ngak Punya apa2 yg perlu di sombongin

Beberapa hari yang lalu aku punya pengalaman yang menyakitkan....mengapa aku bisa bilang begitu????Itu karena dia seorang lelaki yang telah menjelekkan aku.Sampe sekarang dan untuk selamanya aku gak akan pernah memaafkan orang itu yang tak selain adalah keluarga dekatku juga.Dia benar benar gak punya perasaan sama sekali sama perempuan....Hanya karena aku meminta uang aku yang dia pinjam dulu,ia dengan seenaknya ngomong "apa kamu lupa klo kmu pernah aku tolong" pada saat aku membaca kalimat itu...rasanya aku ingin sekali menonjok bola matanya itu klo bisa sampe mampus dah...biar tahu rasa gimana rasanya jadi aku....

Aku gak bodoh seperti yang kau kira...dengan kesombonganmu,keangkuhanmu itukah yang kau andalkan hanya karena kamu punya uang banyak sehingga kamu menganggap semua orang itu gk ada artinya,,,kau tak pernah mengerti penderitaan orang karena kamu.Aku hanya bisa berdoa mudah-mudahan allah swt memperlihatkan kebesarannya dan untuk kau bisa menyadari bahwa selama ini begitu banyak orang yang telah kau sakiti termasuk adalah kedua orang tuamu yang telah membesarkanmu tanpa susah payah,,,,tapi kamu membalasnya seperti ini.Mudahan aja kamu dapat azab dari-Nya....aku ingin sekali melihatmu menderita seumur hidup........biar loh tahu rasa....

Tadinya aku pikir Kamu punya banyak uang yang bisa kau sombongkan tapi apa?Sama sekali kamu gak punya apa2 yang ada Hanya kebohongan besar dan hutang yang kau sebar dimana mana.....ha ha,,,,,,,,,,,,haaaaaaaaaaaaaaaa...itu kah yang kau banggakan....bisa di bilang aku punya lebih di banding dirimu yang so'sombong tapi gak punya modall................dasar gak tahu malu loh...........gue sumpahin loh akan melarat sampe tujuh turunan........................................amiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

Mama............

Mama......
Aku rindu mama.....
Aku kangen mama...
Aku ingin peluk mama...tapi itu gak mungkin
Mama sudah pergi meninggalkan kami semua
Dengan meninggalkan seribu tanda tanya
Mengapa begitu cepat mama pergi......???????????

Kami semua merindukan mama....
Kami butuh pembimbing seperti mama..........
Tak ada seorangpun yang bisa sepertimu
Tak ada seorang pun yang bisa menandingimu
mamaku...........

Tak ada yang setegar mama....
Tak ada yang sesabar mama......
Tak ada yang setabah mama............
Tak ada yang selembut mama...............
Dan yang terpenting tak ada yang sebaik mama..............

Aku belum sempat membahagiakanmu
Aku belum sempat membuatmu bangga
Maafkan aku mama...........
Kalau aku pernah membuatmu terluka
Dan membuat air matamu jatuh karena aku...
Aku tahu ini semua sudah terlambat
Aku harap mama di sana mendengarnya.....

Mama..........
Aku gak bisa memendam perasaan sedih ini
Aku ingin sekali memeluk dan mencium keningmu mama...
Mama..............
Aku hampa,sepi disini tanpa kehadiranmu
Aku harap mama tenang di sana
Mendapatkan balasan semua kebaikan kebaikan yang mama lakukan
Semasa hidupnya
Aku berharap tempat itu adalah surga
aminnnnn,,,,,,,,,,

Kami semua di sini sangat merindukan mama...............

Rabu, 06 Oktober 2010

Dulu di kota ini...............

Seseorang yang aku cari....tapi tak tahu di mana?
Seseorang yang aku rindu ......tapi tak tahu dimana?
Aku menginginkan dia di saat saat seperti ini!!!!
Aku ingin dia ada di sini.......tapi aku tak tahu harus bagaimana?

Tetapi di saat aku menemukanya...dia bukan lagi yang aku inginkan
Sosok yang tak lagi aku kenal.....
Sosok yang dulunya begitu dekat...kini dia begitu asing bagiku
Sungguh aku sudah tak mengenalnya lagi
Dia sungguh jauh berbeda dengan yang dulu...................

Aku tahu dunia kita sudah berbeda...tapi bukan bearti kau menjauhiku
Aku tahu dulu kau ingin selalu ingin tampil beda denganku
Aku tahu dulu kau ingin selalu berada di atas aku
Aku tahu dulu kau selalu ingin punya yang lebih dibanding aku
Aku tahu dulu kau sering membuatku menangis
Aku tahu semua itu....
Tapi......................aku ngak pernah mengganggap kamu adalah musuhku
       ................. ....aku ngak pernah mengganggap kamu sainganku
Tapi...mengapa sekarang kau tak ingin menginginkan kebersamaan kita seperti dulu lagi
Bukan kah begitu indah karena kita saling melengkapi.....suka duka kita jalani bersama.
Aku ingin engkau menganggapku sebagai teman dan sahabat untukmu bukan teman atau sainganmu.
Aku hanya ingin mengulang masa masa sewaktu kita masih sekolah sampai kita bertemu di kota ini...
kota yang begitu banyak kenangan terukir.....dan tidak mudah untuk aku lupakan selamanya.

Kamis, 30 September 2010

Penyesalanku...........

Sedikit ada rasa penyesalan yag ku rasakan
Kadang ingin kembali seperti dulu lagi
Kadang ingin bebas seperti dulu lagi
tapi aku tak bisa mengulang waktu itu.................
Bosan jalani hidup seperti ini....
Yang ada masalah demi masalah selalu datang 
Perasaan bahagia ini selalu di selimuti rasa kekhwatiran
dan semuanya tertutupi oleh rasa amarah,benci,dendam yang menyelimutiku selama ini......
Aku ingin seperti mereka tersenyum selalu
Aku ingin kembali seperti aku yang dulu 

Minggu, 19 September 2010

ungkapan hatiku..................................................

Mengapa ketika aku marah kau hanya melihat dari sisi negatifnya saja
Kau menganggapnya sebagai sebuah kelemahanku,Sebagai diriku yang emosional,
Tidakkah kau bisa melihat dari sisi yang berbeda...
Atau kah memang selama ini kau tak mengenalku sedalam itu..............

Mengapa semua inginku selalu kau tepis dengan kata-kata penolakan 
Kau menganggap semuanya tidak penting bagimu
Dan tak pernah mau tahu apa yang aku inginkan.........

Mengapa semua yang aku suka, Kau tak pernah suka
Semuanya tak se indah dan se cantik apa yang mereka dan kamu lihat
Orang orang terdekat kau bilang itu indah, kamu bilang indah
Tapi kalau aku yang menilai,kamu tak pernah sependapat dengan aku

Segitu negatifnya kah aku di matamu.......
Begitu kurangnya kah aku di matamu........
Apakah aku ini sangat lah tak pantas untuk kau banggakan kepada mereka......
Seperti halnya kau selalu membanggakan seseorang terdekat kamu.......

Aku Kecewa..........
Aku Marah..............
Aku Kesel................
Aku benci.................

Dengan semua sikap yang kamu tunjukan ke aku
Dengan semua ketidak pedulianmu terhadapku
Dengan semua ketidak pegertianmu terhadapku

Apa yang membuatmu berubah seperti ini
Aku merasa sudah tidak mengenalmu lagi
Aku merasa kamu bukan dirimu yang dulu
Aku tahu persis itu bukan dirimu...........

Aku hanya ingin kamu tahu....
Genggamlah dengan erat apa yang seharusnya kau genggam 
Milikilah apa yang seharusnya jadi milikmu
Jangan sampe di saat kau baru menyadarinya 
Kesempatan itu sudah hilang..............selamanya...................

Aku harap kamu mengerti semuanya
Itulah ungkapan hatiku 
Itulah ungkapan perasaanku
Yang selalu aku pendam.................

Minggu, 12 September 2010

Kisah Nyata....Tiduri Aku…Ibu!!!

Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.
Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.
Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu ’maskot’ pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai ’rising’ star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja ’fitnah’ dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.
’ah…paling dengan keseksiannya’ kata mereka yang tidak suka.
—oooOooo—
”Ibu mau kemana….?” tanya Fitri, puteri bungsunya
”Ibu mau berangkat ke kantor nak…” jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya
”Kok masih gelap bu….bareng ayah gak bu…?” tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel
”Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung…” jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnya
Jam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.
”Aku tidak boleh terlambat…aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang..” pikir Dina dalam hati
”Bu, aku masih mau tidur….” kata Fitri
”Iyya nak….”
.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, ”Nanti sekolah sama si Mbok ya….sarapan disekolah juga gak apa-apa kok…Ibu harus berangkat pagi-pagi…”
”Ah, Ibu…kemarin sudah pegi pagi…kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi…” keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya
”Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit…..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan…” jawab Dina pelan
”Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok…sekolah juga sama si Mbok….” keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.
”Fitri, Ibu mau berangkat…..kamu berangkat sama si Mbok ya…!” seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.
Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.
Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan ’rona merahnya’. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya…
”Huh…Fitri selalu membuat aku marah….Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor…” keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.
”Ah sudah pk. 04.45…aku bisa terlambat …”
Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan muncul dihatinya….Dia belum sempat bicara dengan Adit, anak sulungnya…
”Ah dia khan sudah tujuh tahun. Sudah lebih besar. Dia pasti ngerti lah…”
—oooOooo—
Presentasi mengenai pengembangan perusahaan, khususnya bidang komunikasi, kemitraan dan pemasaran yang dipaparkan Dina memdapatkan sambutan luar biasa dari Stake Holder (Pemegang Saham, Komisaris, Jajaran Direksi dan Mitra Kerja). Sambutan itu ditandai dengan tepuk tangan meriah sambil berdiri dan ucapan selamat yang seolah tak putus.
Senyum sumringah tersembul dari wajah Dina. Perasaan puas memenuhi rongga hatinya. Dia menghela nafas panjang. Memejamkan mata sesaat….”Akhirnya aku berhasil….”
Untung aku bisa mempersiapkan diri dengan baik. Untung juga aku tiba lebih awal sehingga bisa mengkondisikan semuanya…….
”Dina selamat ya….tidak sia-sia kami menempatkan kamu sebagai Dept Head Promosi & Kemitraan…..” kata seorang Direksi sambil menjabat erat tangan Dina.
Jabatan tangan yang terasa ’lain’. Terasa ada getaran ’hangat’ yang menjalar melalui jari-jari terus hingga pangkal tangan, dan meluncur deras dihati. Jantung berdegup kencang…entah perasaan apa itu. Yang jelas perasaan itu membuatnya pikirannya ’kacau’, hatinya diliputi oleh suatu misteri..entah misteri apa
”Dina, kerja kamu luar biasa…..masih muda, cantik, jenius….tak salah jika Perusahaan memberimu posisi tsb…..” kata seorang Komisaris
Pujian komisaris menambah kencang degup jantungnya…seolah darah berhenti mengalir. Seolah kaki sulit untuk digerakkan. Dengan menghirup nafas pelan, Dina membalas pujian tsb
”Terima kasih Pak..terima kasih…semua berkat bantuan dan bimbingan Bapak…”
”Berapa usiamu sekarang… adakah 40…?” tanya Komisaris itu lagi
Dina tersipu malu…..rona merah kembali menghiasi wajahnya….
”Saya baru 34…. Pak…” jawab Dina sambil tertunduk malu
”Wow…Surprise…kita memiliki calon direksi termuda. Cantik, jenius dan ber-visi…semoga kamu sukses ya….”
Dina terkesima. Tak percaya. Calon direksi….? ah, gak mungkin… aku salah dengar….
—oooOooo—
Minggu, pk. 04.00 Dina terbangun.
Ohhhhh….lelah pikiran dan badannya membuatnya agak sedikit malas untuk bangun. Namun undangan stake holder untuk sekedar minum kopi pagi di Kafe Padang Golf mengharuskan dia untuk segera bergegas…..
”Ah….ngantuknya…..”
Dina kembali merahkan badannya….rasanya dia ingin meliburkan diri bersama anak-anaknya….terutama Fitri yang kemarin membuatnya sedikit marah….
Tapi…undangan Direksi dan Komisaris adalah sebuah ’Perintah’…laksana titah Raja yang harus dijalankan, meskipun hanya ajakan sambil lalu…
”Ahhhh…..”
Dina mulai menyiapkan diri. Mandi pagi dan sedikit bersolek….tampil agak cantik dan…hmmmm..seksi dikit rasanya tidak apa-apa. Toh akan bersantai bersama orang-orang penting ’penguasa’ kantor….’apalagi bila….bila ada yg tertarik padaku…’ pikirnya..
’ah pikiran ngelantur…..’ pikirnya lagi
”Ibuuuu….Tolong tiduri aku Bu….” seru Adit sambil berjalan pelan dan membawa bantal guling yang sarung entah kemana
”Adiiit….?” tanyanya heran
”Adiit….” seru Dina kembali. Heran, tidak biasanya Adit bangun pagi dan pindah ke kamarnya.
”Ibuuu…tolong tiduri aku bu…semalam aku gak bisa tidur…aku kepikiran Ayah….aku ingin bermain bersama Ayah….”
”Adit. Hari ini Ibu masuk kantor….Ibu akan bertemu Bos di kantor…” jawab Dina
”Ibuuu…tolong tiduri aku…aku ngantuk …pengen tidur bareng Ibu…” pinta Adit, kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Dina, Ibundanya…
Dina terdiam. Hatinya semakin membuncah….perasaan malas memenuhi undangan Direksi kembali muncul….tapi motivasi untuk memperlihatkan loyalitas demikian tinggi…dus, dia sudah berdandan seksi.
Diusap-usap perlahan kepala Adit. Rambutnya yang sedikit ikal bergelombang mirip seperti rambutnya. Bentuk wajahnya yang agak oval dan halus merujuk pada ayahnya…
”ahhh..aku jadi ingat Mas Darman. Wajah Adit mirip ayahnya….semalam dia memberi kabar kalau Meeting di bandung diperpanjang karena banyak Klien baru yang ikut datang….” bathin Dina dalam hati….seketika ia merasa bersalah dengan suaminya.
”Adiiit, Ibu harus pergi sayang…..Ibu harus masuk kantor…..”
”Tapi buu…” Adit tidak bisa meneruskan kalimatnya, karena Dina mengangkat kakinya perlahan, sehingga kepala Adit berpindah ke bagian pinggir tempat tidur.
Dina meneruskan riasannya dimuka cermin yang ada di sisi kanan tempat tidurnya. Bibirnya diolesi lipstick tipis warna merah muda, sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Pakaian terbaik yang dimilikinya, hadiah Ulang Tahun dari Mas Darman suami tercinta.
”Mas Darman pasti akan silau bila melihat aku sekarang. Pasti akan memujiku ’Cantiiik’..hehehe…sayang dandananku saat ini untuk orang lain….”
”Huk..huk..huk..” suara batuk kecil beriak keluar dari mulut Adit
”Adiit, kamu batuk. Jajan apa kamu kemarin” tanya Dina sambil terus memainkan penghalus bedak dipipinya
”Huk..huk..huk..” suara itu kembali terdengar
“Mboookkk….tolong ambilkan air putih hangat. Adit batuk nih” teriak Dina dari dalam kamarnya
Tepat pk. 05.00 Dina meluncur menuju Kafe Padang Golf. Perjalanan akan memakan waktu 30 menit. Cukuplah. Karena pertemuan dan sarapan kopi pagi baru akan dimulai pk. 06.00. Tapi biasanya banyak yang sudah datang dengan perlengkapan stick golf, termasuk pemilihan ’caddy’ pendamping permainan golfnya nanti.
—oooOooo—
Dina sangat menikmati suasana Kopi Paginya. Dia begitu cepat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tidak ada lagi perasaan canggung, malu dan minder bercengkerama dengan jajaran Direksi, Komisaris dan Pimpinan Unit Mitra Kerja. Apalagi dalam acara yang dikemas secara informal ini. Seolah ia sudah menjadi bagian dari mereka. Jajaran elit perusahaan.
”Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu…meski tak layak ku harap debu Cinta-MU” ringtone HP Dina berbunyi….
”Maaf Pak,,,,,,,” Dina tak sanggup meneruskan kata-katanya untuk meminta ijin mengangkat Hpnya
”Silakan ..silakan….ini suasana santai kok” jawab salah seorang Direksi
”Permisi Pak”
”Meski begitu ku akan bersimpuh… Penuhi jiwa ini dengan satu rindu…rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu….” ringtone itu terus berbunyi…
Ditempat yang agak jauh dari kerumunan orang Dina mengangkat Hpnya…
”Hallo….” sapanya
”Bu…kamu ada dimana sekarang….?” tanya suara disana dengan lembut
”Sedang bersama Direksi dan komisaris di kantor.. Yahas…” jawab Dina
Ohhh,…ternyata dari mas Darman, suaminya. Dina terbiasa memanggilnya Ayah, menyesuaikan diri dengan panggilan anak-anaknya
”Loch emangnya masuk… ?” tanya Mas Darman lagi
”Iyya Yah…”
”kapan pulangnya…Adit sakit di rumah kata si Mbok…”
”nanti siang…..atau mungkin juga sore…”
”Yaa sudah…biar Ayah saja yang pulang segera”
—oooOooo—
Pk. 15.30 Dina kembali kerumahnya. Sarapan Kopi Pagi di kafe Padang Golf ternyata diteruskan dengan acara ramah tamah dan meeting informal dengan Mitra Kerja dan Klien. Beberapa Kontrak Kerja ’deal’ setengah kamar dalam ramah tamah itu. Dina baru mengetahui kalau banyak ’deal’ ’deal’ kontrak kerja yang putus di Kafe, Padang Golf serta jamuan makan. Mungkin karena lebih santai dan informal….pikirnya, sehingga lebih mudah untuk bicara dari hati ke hati
Tiba di ujung jalan pemukiman, Dina melihat banyak orang berduyun menuju satu rumah dengan membawa nampan, rantang dan gelas-gelas kecil.
”Ada apa ini…?” tanya Dina dalam hati
Ada bendera kuning terikat di atas tiang listrik tepi jalan…
”Ohh ada yang meninggal….”
Dina mempercepat langkahnya. Ia juga ingin melayat. Ia tak ingin juga tertinggal dalam urusan sosial di lingkungannya….
Tak berapa lama Dina tersentak. Kakinya kaku tak bisa digerakkan….dia melihat banyak orang berkerumun dipekarangan rumahnya. Kebanyakan ibu-ibu dan wanita yang mengenakan pakaian berwarna gelap dan berkerudung. Bapak-bapak ada di ruang tengah…
”ohh…apakah…apakah…..”
”Tidaaaakkkkkkkkk”
Dina mencoba untuk berlari. Namun kakinya semakin sulit bergerak.
Air mata Dina deras mengalir ketiak ia melihat seorang bapak berpeci hitam dan berpakaian muslim putih sedang melantunkan ayat-ayat Qur’an. Dari suaranya tersendat terlihat jelas bahwa Bapak itu menahan tangis. Kadang sesegukan sesekali menghambat laju bacaan Qur’annya..
”Mas Darman…..Ayahhhhhh” seru Dina setengah berteriak
“Ayah siapa yang meninggal Yah….?” tanya Dina kepada Bapak yang sedang mengaji tadi
”Ayah..siapa yah….?” tanyanya lagi
Bapak tadi tidak menjawab. Telunjuk jarinya mengisyaratkan bahwa Dina bisa membuka kain kafan yang belum tertutup
Dengan sedikit merangkak, Dina berjalan tersendat, dan membuka kain kafan penutup wajah si mayit.
”Yaa Allah…Aadiiitttt” Dina langsung memeluk tubuh jenazah itu
”Maafkan Ibu Nak….maafkan Ibu nak…….” teriak Dina keras, membuat seisi rumah menoleh kepadanya. Bahkan beberapa orang yang berada di luar juga berlari kearah rumah
”Adddiiiiittttt….Sini nak…Ibu akan tiduri kamu…Ibu akan tidur bersamamu Nak…..”
”Addiiittttt bangun nak..Ibu sudah pulang…Ibu sudah pulang nak….”
”Ibu ingin tidur bersama mu….”
Dina meraung keras seperti anak kecil yang kehilangan orang tuanya….air matanya mengalir deras. Tak kuasa menahan sedih. Rasanya ingin sekali ia menggoyang-goyangkan tubuh kaku itu agar kembali bergerak….namun Mas Darman segera merangkulnya. Memeluknya. Dan mencium keningnya…
”Bu….ini salah kita..salah Ayah….Ayah terlalu sering meninggalkan keluarga..”
”Bukan Yah…ini salah Ibu…tadi pagi Adit minta ditemani tidur, tapi Ibu tolak…”
”Ya sudahlah…ini salah kita semua. Adit terkena paru-paru basah akut. Dan terlambat ditolong…..”
—oooOooo—
Anak, isteri, suami dan keluarga adalah perhiasan dunia. Perhiasan yang paling indah adalah istri yang sholeh (Amar’atush-Sholihah), suami yang adil (’imamun ’adilun) dan anak-anak yang mendoakan orang tuanya (awaladdun sholihin yad’ulah)